BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 18 Maret 2012

Coelenterata dan Ciri-cirinya

 Nama Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus sehingga coelenterata berarti hewan yang memiliki rongga. Rongga tersebut digunakan sebagai ususnya dan sebuah mulut sebagai alat untuk menelan mangsanya, serta tentakel sebagai alat penangkap mangsanya. Jadi, bila dibandingkan dengan Porifera, Coelenterata jauh lebih kompleks. Pernahkah Anda melihat ubur-ubur? Hewan ini merupakan salah satu binatang karang dan termasuk dalam anggota Coelenterata. Anda pasti sudah mengetahui habitatnya. Kebanyakan hewan ini hidup di air laut, tetapi ada juga yang hidup di air tawar. Hidupnya bisa secara berkoloni maupun soliter (menyendiri). Tubuhnya umumnya melekat pada dasar perairan.
1)      Ciri-Ciri Coelenterata. Apabila Anda berwisata ke daerah pantai, carilah ubur-ubur atau Hydra dan amatilah struktur tubuhnya! Bandingkan dengan Gambar 8.10 berikut ini! Tubuh hewan tersebut tidak jauh berbeda seperti kantung dengan beberapa tentakel di sekitar mulut. Pada permukaan tentakel, terdapat sel beracun (knidoblast) yang mengandung sel penyengat kecil (nematosis) yang dapat digunakan untuk melumpuhkan mangsa sehingga dia dapat mempertahankan dirinya. Penyengat ini dapat melumpuhkan organisme kecil, besar, bahkan manusia. Tentakel dengan penyengat inilah yang merupakan ciri utama dari filum ini.
 Gambar 8.10 Ubur-ubur (Hydra)
Gambar 8.10 Ubur-ubur (Hydra)
Bila kita memotong seekor Hydra dari kepala sampai pangkal, maka hewan ini tidak mempunyai permukaan dorsal dan permukaan ventral, maupun sisi kanan dan sisi kiri sehingga akan menampakkan tubuhnya yang simetris radial. Tubuhnya tersusun dari dua lapisan kulit (diplobastik), yaitu ektoderm dan endoderm. Ingatlah ektoderm sebagai lapisan luar (epidermis) untuk melindungi endoderm sedangkan endoderm sebagai lapisan dalam (gastrodermis) untuk pencernaan. Di antara kedua lapisan ini terdapat rongga yang berisi bahan seperti jeli, yaitu zat gelatin yang dinamakan mesoglea dan pada lapisan ini terdapat sel-sel saraf yang letaknya tersebar dan karena tidak mempunyai kepala, maka tidak memiliki pusat susunan saraf pusat.
Oleh beberapa ahli, mesoglea dianggap sebagai lapisan ketiga. Jika ada makanan maka bagian tubuh yang dekat makanan akan masuk melalui lubang (mulut) dan masuk ke rongga dalam yang disebut rongga gastrovaskular dan di dalam rongga ini proses pencernaan makanan terjadi. Coba Anda pikirkan!
a)    Fase Polip
Daur hidup Coelenterata mengalami fase polip dan fase medusa. Pada fase polip hidupnya menempel di batuan perairan. Terlihat pada Gambar 8.11 (a) bentuknya seperti silinder dengan ujung yang satu terdapat mulut yang dikelilingi tentakel dan ujung lain buntu untuk melekatkan diri. Polip ini umumnya hidup secara soliter atau menyendiri, tetapi ada pula yang membentuk koloni, karena dia melekat jadi tidak dapat bergerak bebas. Polip yang membentuk koloni mempunyai beberapa macam bentuk menurut fungsinya, yaitu polip untuk makan yang disebut gastozoid. Polip yang digunakan untuk pembiakan dengan menghasilkan medusa disebut gonozoid dan polip untuk pertahanan. Koloni dari beberapa bentuk polip disebut polimorfisme.
b)    Fase Medusa
Pada fase medusa, Coelenterata hidup melayang-layang di perairan. Bentuk tubuhnya tampak seperti payung/lonceng dengan tantakel pada bagian tepi yang melingkar, tampak transparan, dan berenang bebas. Di bagian tengah permukaan bawahnya terdapat mulut. Bentuk tubuh lainnya seperti bunga mawar dan mendapat julukan “mawar laut”.
Fungsi dari medusa adalah untuk berkembang biak secara seksual, jadi pada fase medusa ini akan menghasilkan sperma dan ovum. Tidak semua Coelenterata mempunyai bentuk polip dan medusa, ada yang hanya mempunyai bentuk polip saja.
 Gambar 8.11 (a) Bentuk polip (b) Medusa
Gambar 8.11 (a) Bentuk polip (b) Medusa
2)    Perkembangbiakan Coelenterata. Untuk memperbanyak diri, Coelenterata berkembang biak secara aseksual dengan membentuk kuncup/tunas yang menempel pada hewan induknya, yaitu pada kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas sehingga dapat menjadi individu baru. Ada juga yang tetap melekat pada induknya dan induknya tetap membentuk kuncup yang lain sehingga terbentuklah koloni.
Selain secara aseksual, Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan penyatuan sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebut planula. Zigot ini dapat berenang meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
3)    Jenis-Jenis Coelenterata. Para ahli taksonomi membagi Coelenterata menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Bagaimana ciri-ciri dari ketiga kelas tersebut?
 Gambar 8.12 Beberapa hewan Coelenterata
Gambar 8.12 Beberapa hewan Coelenterata
a)    Hydrozoa. Pernahkah Anda melihat Hydra, Obelia, atau Physalia. Ketiga jenis hewan ini merupakan contoh dari Coelenterata. Perhatikan Gambar 8.12 agar lebih jelas!
(1)   Hydra
Berdasarkan pengamatan dapat kita lihat bentuk Hydra seperti kantung, berongga, dan tidak bersekat. Hidupnya secara soliter di air tawar. Makanannya berupa hewan-hewan kecil misalnya jentik nyamuk, udang, kerang. Hydra bereproduksi secara aseksual dan seksual. Agar lebih jelas, lihatlah Gambar 8.13!
 Gambar 8.13 Hydra dengan alat perkembangbiakannya
Gambar 8.13 Hydra dengan alat perkembangbiakannya
(2)   Obelia
Obelia
merupakan jenis Coelenterata yang hidup di air laut dan hidup secara berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin. Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi untuk makan dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan dapat menghasilkan alat reproduksi. Agar lebih jelas, amati daur hidupnya pada Gambar 8.14!
Gambar 8.14 Daur hidup Obelia
(3)   Physalia
Physalia mempunyai bagian tubuh sebagai pelampung, hidupnya sebagai koloni polip yaitu ada polip untuk makan (gastrozoid), polip untuk reproduksi (gonazoid) dan polip untuk menangkap mangsa (daktilozid).
Gambar 8.15 Siklus hidup ubur-ubur
Gambar 8.15 Siklus hidup ubur-ubur
b)    Schyphozoa
Anda tentu sudah mengetahui bentuk dari ubur-ubur (Aurelia aurita)! Ubur-ubur mempunyai ukuran yang besar dan berbentuk medusa, hewan ini sering terdampar di pantai. Daur hidupnya seperti yang terlihat pada Gambar 8.15. Coba Anda jelaskan fase-fase daur hidup ubur-ubur dengan melihat gambar! Perlu Anda ingat Schyphozoa memiliki bentuk dominan sebegai medusa. Hati-hati lagi jika menyentuh ubur-ubur karena tentakelnya mengandung sel penyengat dan mengeluarkan racun yang sangat gatal, jika tidak tahan kulit akan melepuh.
c)    Anthozoa
Pernahkah Anda melihat binatang berwarna-warni seperti bunga di dalam akuarium? Hewan itu termasuk kelas Anthozoa. Berdasarkan asal katanya, Anthozoa memiliki arti bunga, sering disebut sebagai mawar laut, bentuknya sangat indah. Hewan ini sebenarnya mempunyai tentakel. Termasuk jenis hewan ini adalah anemon laut dan hewan karang. Kebanyakan hidup secara berkoloni yang membentuk rumah dari kapur yang sering dinamakan “karang”.
 Gambar 8.16 Anthozoa
Gambar 8.16 Anthozoa
Coba Anda lihat bentuk karang yang bervariasi dan sangat indah. Keindahan inilah yang banyak dimanfaatkan oleh manusia hingga berlebihan dan mengakibatkan kerusakan sehingga sekarang ini pelestarian terumbu karang menjadi suatu program yang harus digalakkan. Coba pikirkan, apabila terumbu karang ini rusak, apakah berpengaruh pada ekosistem lainnya?
4)    Peranan Coelenterata bagi Kehidupan. Banyak sekali manfaat coelenterata ini dalam kehidupan. Ubur-ubur sering dimanfaatkan oleh orang Jepang untuk bahan makanan dan sebagai bahan kosmetik. Beberapa jenis hewan Anthozoa dapat membentuk karang yang bentuknya bervariasi dan sangat indah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai gelang. Kita seharusnya bersyukur sebab di negara kita Indonesia, banyak sekali keindahan alam yang dapat dijadikan objek wisata sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian penduduk di sekitar tempat wisata itu. Selain itu, bangsa kita menjadi lebih terkenal, misalnya dengan adanya Taman Laut Bunaken di Menado, Pasir Putih di Jawa Timur, dan Taman Laut di Bali.