BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 12 Januari 2013

resiko kekurangan dan kelebihan protein




Resikon kekurangan dan kelebihan protein*)
Oleh: musrifah**)

Tentu semua telah mengenal protein bukan?? Zat yang stu ini sangat penting bagi kita, rotein memang diperlukan tubuh untuk membangun otot, jaringan kulit, rambut, kuku dan lainya. Menurut definisinya Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. 1/5 bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada dalam otot, 1/5 di dalam tulang dan tulang rawan, 1/10 dalam kulit, dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi yang membentuk protein bertindak sebagai precursor sebagian besar koenzim, hormone, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
Enzim adalah golongan protein yang berfungsi sebagai biokeatalisator pada reaksi kimia dalam tubuh manusia.
 Zat yang ditransformasikan oleh enzim disebut substrat. Enzim merupakan suatu protein yang kompleks terdiri dari bagian protein dan nonprotein (kofaktor) dan kofaktor sendiri dapat berupaion logam atau suatu molekul organic yang disebut koenzim atau gugus protetis.
Protein adalah zat yang tersusun dari berbagai asam amino. Protein di dalam tubuh diubah menjadi asam amino. Asam amino diedarkan melalui pembuluh darah dan jantung. Dari 26 macam asam amino, tubuh kita membutuhkan 10 macam asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh kita. Jika satu saja dari kesepuluh itu tidak ada, maka tubuh akan mengalami gangguan seperti HO (hongeoredema) atau busung lapar, yaitu tertimbunnya cairan dalam jaringan tubuh. Sedangkan kekurangan protein yang diderita oleh bayi disebut kuasiorkor. Kelebihan asam amino tidak dapat disimpan dan akan dirombak menjadi urea. Sumber protein
Bahan makana hewani merupakan suber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susus, dagoing, unggasikan, dan kerang. Sumber prtein nabati ialah kacang kedele, dan hasilnya sepeti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain.
Padi-padian dan hadsilnya relative rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam jumlah baanyak, memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari. Bahan Makanan hewani kaya dalam protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4 % konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia.

Bagaimana preoses pencernaanya? Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan enzim pepsin dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang asam akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin memecah protein menjadi polipeptida. Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide. Setiap harinya sekitar 50 g asam amino harus diabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu sintesis protein (nitrogen) melebihi kecepatan pemecahan dan pembuangannya. Keseimbangan nitrogen negatif berarti pemecahan protein melebihi sintesisnya, hal ini terhadi pada waktu sakit, misalnya infeksi atau luka bakar. Asam amino kemudian diabsorpsi ke dalam kapiler darah usus halus. Protein yang tidak dapat terurai bersamaan dengan yang lainnya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon atau usus besar protein merupakan sumber tenaga untuk tubuh. Prinsipnya bahwa protein merupakan zat makanan yang memberikan pertumbuhan kepada tubuh manusia. Jadi apa saja akibat jika kekurangan protein ?, ya kurangnya protein dapat menyebabkan hal sebagai berikut : Kurangnya pertumbuhan.
  • Daya tahan tubuh berkurang
  • Kerusakan pada liver
  • Penyakit kwashiorkor dan merasmus.
  • Dan lain-lain
Setelah kita membaca dengan cermat tentang protein, maka kita akan berfikir bahwa protein dalam tubuh sangan amat penting. Tapi hati-hati, kebanyakan makan protein bisa membahayakan kesehatan. Sudah banyak studi ilmiah yang membuktikan bahaya mengonsumsi protein berlebih bagi tubuh. Tidak seperti sel-sel lemak yang bisa disimpan dalam jaringan lemak jika kelebihan, tubuh tidak punya tempat untuk menyimpan kelebihan protein. Oleh karena itu, kebanyakan protein akan diuban tubuh menjadi lemak terlebih dahulu untuk bisa disimpan.

 semakin banyak protein yang diubah menjadi lemak artinya cadangan lemak dalam tubuh semakin bertambah, dan itu berarti risiko penyakit akibat lemak akan berdatangan, mulai dari kolesterol tinggi hingga penyakit jantung. Kadang-kadang molekul protein tidak mengalami penguraian. Kebanyakan dari protein yang tidak tercerna ini melewati usus besar, dimana mereka dibuang dalam tinja (feces). Jika dibiarkan berada dalam usus besar terlalu lama, seperti yang terjadi dengan makanan hewani tanpa bantuan serat untuk mendorong mereka keluar secara cepat, ini akan mengakibatkan pembusukan dan menjadi penyebab kanker. Bagaimana baiknya atas permasalahan ini?? Tentu kita harus mengetahui berapa jumlah protein yang di butuhkan oleh tubuh.
 Menurut Recommended Daily Allowances (RDA) yang dibuat the Food and Nutrition Board, idealnya seseorang butuh 0,72 gram protein untuk setiap kilogram berat badan. Jadi jika berat badan Anda 80 kg, maka protein yang dibutuhkan adalah sekitar 57 gram, Jika seseorang memperbanyak konsumsi protein tanpa ada asupan karbohidrat, maka tubuh akan mengubah protein tersebut menjadi glukosa yang seharusnya menjadi tugas karbohidrat dalam menghasilkan glukosa. Namun protein yang sudah diubah tersebut tidak bisa membentuk otot. Yang dibutuhkan untuk membentuk otot adalah olahraga rutin dengan asupan protein yang cukup. Meski demikian, tubuh tetap perlu protein untuk mensistesis enzim, hormon, melawan infeksi dan lainnya, Untuk itu, sebaiknya bersikaplah seimbang jika ingin mengonsumi makanan berprotein tinggi seperti daging, keju, susu dan telur. 

*) tugas mata kuliah biokimia (dosen pengampu r.suwasis hadi)
**) mahasiswa prodi pend.biologi umsurabaya (semester3)